ANALISIS KUALITATIF LIPIDANALISIS KUALITATIF LIPID
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi lipid dalam sampel.
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil praktikum.
B. Dasr Teori
Dikehidupan sehari hari kita mengenal lemak atau lipid, Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lainlain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida (Hart, 1987 : 256) Suatu lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene (Salirawati et al, 2007 : 428) Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan fosfolipid ( Salirawati et al, 2007 : 431) Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (fessenden & fessenden, 1982: 86) Senyawa-senyawa yang termasuk dalam lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan.
Ada beberapa cara penggolongan yang di kenal. Bloor membagi lipid dalam tipe golongan besar yakni :
1. Lipid sederhana, yaitu ester atau lemak dengan berbagai alcohol
Contohnya : lemak atau gliserida dan lilin (Waxes).
2. Lipid gabungan, yaitu ester atau asam lemak yang mempunyai gugus tambahan
Contohnya : Fosfolipid, dan serebrosida.
3. Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid
Contohnya : asam lemak, gliserol, dan sterol (Poedjiadi, 2004 : 52).
Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya manfaat karena mengandung sekitar 25 % asam lemak jenuh dan 75 % asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh ganda atau polyunsaturated fatty acid yang disingkat PUFA, diantaranya DHA, ARA, dan EPA dapat membantu proses tumbuh-kembangnya otak (kecerdasan), perkembangan indera pengelihatan, dan sistim kekebalan tubuh bayi balita. Kandungan minyak di dalam ikan ditentukan beberapa faktor, yaitu jenis ikan, jenis kelamin, umur (tingkat kematangan), musim, siklus bertelur, letak geografis perairan dan jenis makanan yang dikonsumsi ikan tersebut (Panagan, 2012. Vol 15 No 3(C) : 15321-103).
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh dalam bentuk lipoprotein fosfolipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel steroid senyawa- senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolesterol berperan dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin : dehidroksikolesteroldan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Winarno, 2002 : 81) Asam lemak merupakan asam organik atas rantai hidrokarbon lurus yang pada satu ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada ujung lain gugus metil (CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai rantai dengan jumlah atom karbon genap yang berkisar antara empat sampai dua puluh dua karbo (Almatsier, 2004 : 52).
Asam lemak yang disimpan sebagai triasilgliserol berfungsi sebagai bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid dan sfingolipid yang mengandung asam- asam lemak ester ditemukan pada membran dan di dalam lipoprotein darah di antara muka (interface) antara komponen lemak struktur-stuktur tersebut dengan air di sekelilingnya. Lemak-lemak membran ini membentuk sawar hidrofobik diantara kompartemen-kompartemen subseluler serta antara konstituen-konstituen sel dan lingkungan eksternal (Lehninger, 2006 : 195)
Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivate lipid terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipit tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1980).
2. Uji Akrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein. Dalan uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encylopedia, uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (Keraten, 1986).
3. Uji Liberman Buchard
Uji Liberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolestrol. Prinsip kerja ini adalah mengidentifikasi adanya kolestrol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolestrol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sufat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolestrol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolestrol, kolestrol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua (Salirawati, 2007).
C. Alat dan Bahan
1) Uji Identifikasi Lipid
Alat yang digunakan :
· Tabung reaksi
· Droplate
· Kertas minyak
· Pipet tetes
· Pipet pump
· Pipet volume
Bahan yang digunakan :
· Minyak jagung
· Minyak sawit
· Minyak kedelai
· Pelarut eter
2) Uji Kelarutan Lipid
Alat yang digunakan :
· Pipet tetes
· Kertas saring
· Tabung reaksi
Bahan yang digunakan :
· Minyak kelapa
· Eter
· Alkohol
· Kloroform
· Air
3) Uji Akrolein
Alat yang digunakan :
· Pipet tetes
· Rak tabung reaksi
· Tabung reaksi
· Lampu spiritus
· Penjepit tabung reaksi
Bahan yang digunakan :
· Minyak kelapa
· Gliserol
· KHSO4
· Rak tabung reaksi
· Tabung reaksi
· Pipet tetes
· Gelas ukur
Bahan yang digunakan :
· Kolesterol 0,5%
· Asam asetat anhidrat
· H2SO4
D. Prosedur Kerja
1. Uji Identifikasi Lipid
Ambil
masing-masing sampel 1 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
tambahkan pelarut eter 4 ml pada masing-masing sampel. Gojog hingga homogen |
Jika sudah homogen, ambil sampel sedikit dan dimasukan ke dalam droplate, lalu tunggu hingga larutan eter menguap |
Setelah larutan eter menguap selanjutnya usaplah sisanya menggunakan kertas minyak |
↓
Amati ada atau tidaknya noda lemak |
2. Uji Kelarutan Lipid
Pipet 5 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi yang telah dilabeli |
Pipet 1 ml pelarut ke dalam tabung reaksi sesuai dengan label tabung |
Kocok masing-masing tabung |
Siapkan kertas saring dan dibagi
menjadi 4 zona sesuai jenis pelrut
|
Teteskan fase
pelarut pada masing-masing tabung ke kertas saring, lalu kertas saring
dikeringkan |
Amati spot yang terbentuk dan urutkan pelarut yang paling baik - buruk dalam melarutkan lemak |
3. Uji Akrolein
Isi tabung reksi dengan 1 cm KHSO4 |
Tambahkan 2 tetes gliserol / minyak kelapa pada tabung reaksi sesuai dengan label tabung reaksi |
↓
Bakar tabung reaksi diatas api kecil hingga muncul bau. Amati baunya! |
4. Uji Liberman Buchard
Siapkan 1 tabung reaksi yang bersih dan kering |
Masukkan kolestrol 0,5% sebanyak 1 ml |
Masukkan 10 tetes asam asetat anhidrat ke dalam tabung reaksi |
Masukkan H2SO4 pekat sebanyak 2 tetes |
Amati perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi |
1. Uji Identifikasi Lipid
No |
Zat Uji |
Hasil Uji |
Lipid (+/-) |
1. |
Minyak jagung |
Terdapat noda lemak |
+ |
2. |
Mungak sawit |
Terdapat noda lemak |
+ |
3. |
Minyak kedelai |
Terdapat noda lemak |
+ |
2. Uji Kelarutan Lipid
No |
Pelarut |
Larut / Tidak Larut |
1. |
Eter |
Larut |
2. |
Alkohol |
Sedikit larut |
3. |
Kloroform |
Larut |
4. |
Air |
Tidak larut |
Pelarut yang paling baik – buruk
dalam melarutkan lemak
: Eter → Kloroform → Alkohol → Ar |
3. Uji Akrolein
No |
Zat Uji |
Bau |
1. |
Minyak kelapa |
Bau seperti lemak terbakar |
2. |
Gliserol |
Bau seperti lemak terbakar |
4. Uji Liberman Buchard
Sampel |
Hasil |
Kolestrol 0,5% 1 ml + 10 tetes asam asetat anhidrat + 2
tetes H2SO4 |
Perubahan warna dari warna merah → menjadi warna hijau → warna akhir biru. |
F. Pembahasan
Pada praktikum uji kualitatif lipid menggunakan beberapa bahan uji yaitu, Minyak jagung, Minyak sawit, Minyak kedelai, Pelarut eter, Alkohol, Kloroform, Air, Gliserol, KHSO4, Kolesterol 0,5%, Asam asetat anhidrat, H2SO4 . Dilakukan dengan 4 cara pengujian yaitu identifikasi lipid, uji kelarutan lipid, uji Akrolein lipid, dan uji Lieberman Burchard.
Pada uji pertama yaitu, identifikasi lipid yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya lemak pada sampel yang diuji. Pada uji ini sampel yang digunakan yaitu minyak jagung, minyak sawit, dan minyak kedelai. Hal pertama yang dilakukan untuk uji identifikasi lipid dengan mengambil masing - masing sampel sebanyak 1 mL dengan menambahkan pelarut eter sebanyak 4 mL pada masing - masing sampel gojog hingga homogen. Kemudian pada masing - masing sampel diambil secukupnya untuk dimasukan dalam droplets dan tunggu hingga larutan eter menguap. Sisa sampel yang diuapkan kemudian diusap dengan kertas minyak, amati perubahan yang terjadi apakah terdapat noda dalam kertas minyak atau tidak. Hasil yang menunjukan positif adanya lipid ditandai dengan adanya noda yang trdapat pada kertas minyak. Hasil yang diperoleh percobaan kali ini pada sampel minyak jagung terdapat noda yang terbentuk pada kertas minyak, pada sampel minyak sawit terdapat noda yang terbentuk pada kertas minyak, dan pada sampel minyak kedelai terdapat noda yang terbentuk pada kertas minyak. Hal ini menunjukan bahwa pada masing - masing sampel positif mengandung adanya lipid.
Pada uji kedua yaitu, kelarutan lipid yang bertujuan untuk melihat sifat lipid, yaitu molekul non-polar yang hanya dapat larut dalam pelarut non polar (kloroform, eter, metilen, alkohol) sehingga bila dilarutkan dalam pelarut polar lipid tidak akan homogen dengan larutan tersebut.Uji ini menggunakan beberapa pembanding yaitu ada aquades, alcohol, eter, dan kloroform. Ketika minyak dilarutkan dengan kloroform dan eter, maka minyak akan terlarut di dalam larutan kloroform dan eter. Sedangkan pada aquades, dan alcohol minyak hanya sedikit bahkan tidak dapat terlarut sehingga urutan pelarut yang baik dalam melarutkan minyak yaitu Eter - kloroform - alkohol - aquadest. Menurut(Martin, 1993) pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion- ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen, tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar.
Pada uji ketiga yaitu,Uji akrolein yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa minyak mengalami dehidrasi yang akan menimbulkan akrolein. Uji akrolein merupakan uji pada gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat pada lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid aksilat atau disebut juga dengan akrolein. Reaksi positif terjadi apabila lemak yang dipanaskan dan terdehidrasi memiliki bau lemak terbakar dengan asap putih. Pada percobaan ini, digunakan sampel minyak kelapa dan gliserol. Dari hasil percobaan, kedua sampel memiliki bau tengik menyengat setelah dilakukan uji akrolein. Ketengikan dari kedua sampel disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul oksigen dengan asam lemak berikatan ganda. Ketengikan juga terjadi bila triasilgrilserol yang mengandung asam lemak tak jenuh mengalami proses oksidasi. Hal ini menunjukan bahwa sampel yang diuji positif Akrolein.
Pada uji keempat yaitu, uji Lieberman Burchard yang bertujuan untukmengidentifikasi senyawa golongan steroid salah satunya adalah kolesterol. Pereaksi Lieberman Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Asam asetat anhidrat digunakan untuk mengekstraksi kolesterol,memastikan media bebas airdanmembentukturunan asetil dari steroid, asam sulfat pekat ditetesi melewati dindingakan menghasilkan warna hijau untuk senyawa steroid termasuk kolesterol. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5- kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna ini disebabkan karena adanya gugus hidroksi (−OH) dari kolesterol bereaksi dengan pereaksi Lieberman Burchard dan meningkatkan konjugasi dari ikatan tak jenuh dalam cincin yang berdekatan. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Namun hasil yang diperoleh pada percobaan kali ini sesaat setelah ditambahkan dengan asam sulfat terjadi perubahan warna merah kemudian setelah agak digojog terjadi perubahan warna menjadi hijau, dan setelah ditunggu beberapa saat ternyata hasil akhir warna yang didapatkan yaitu warna biru kehijauan.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Pada uji identifikasi lipid pada sampel minyak jagung
positif mengandung lipid karena terdapat bercak yang terjadi pada kertas minyak
2.
Pada sampel minyak sawit positif mengandung lipid
karena terdapat bercak yang terjadi pada kertas minyak
3.
Pada sampel minyak kedelai juga positif mengandung
lipid karena terdapat bercak yang terjadi pada kertas minyak
4.
Pada uji kelarutan, pelarut yang dapat dengan baik
melarutkan minyak yaitu pelarut eter dan kloroform, sedangkan pada pelarut air
dan alkohol merupakan pelarut yang buruk untuk melarutkan minyak
5.
Pada uji akrolein pada sampel minyak terjadi bau
seperti lemak terbakar atau tengik begitu pula pada gliserol hal ini menunjukan
bahwa sampel minyak mengandung adanya gliserol
6.
Dan pada uji yang terakhir yaitu uji Lieberman
Burchard bertujuan untuk mengetahui adanya kolesterol pada sampel dimana hasil
yang didapatkan yaitu pada awal terjadi perubahan warna menjadi merah setelah
agak digojog berubah menjadi warna hijau dan hasil warna akhir yang didapat
yaitu biru kehijauan.
DAFTAR PUSTAKA
BKPM, 2016 (BUKU K KERJA PRAKTEKMAHASISWA). BIOKIMIA.
Fessenden, Rolp J and Fessenden, Joan S. Kimia Organik Penerbit Erlangga : Jakarta
Lehninger AL. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Jakarta: Maggy Thenawijaya. 1982.
Martin. (1993). Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia Dalam Ilmu Farmasetika Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.
Salirawati et al. 2007. Belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo Sutresna, Nana. 2009. Kimia. Bandung: Grafinda.
Van Gerpen, J., 2005. Biodiesel processing and production. Fuel processing technology, 86(10), pp. 1097-1107.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar